Hello.

Selamat datang di Official Website Fortuna Indonesia,
Kami menyediakan berbagai produk jasa dan produk unggulan, diantaranya adalah jasa analisa sidik jari , Produk Herbal, penyembuhan secara alami dan Jasa perjalanan Haji dan Umrah, silakan berkunjung jangan segan untuk menghubungi custemer service kami

Anak Anda HiperAktif... ini dia solusinya..

Senin, 08 April 2013

Memiliki anak yang aktif dan ceria, orangtua mana pun pasti bahagia. Tapi jika anak terlampau aktif dan tak bisa diam, pasti Bunda kewalahan juga. Misalnya, ketika waktunya makan, ia malah sibuk lari-larian ke sekeliling penjuru rumah. Ketika bermain pun tak jarang ia mengalami kecelakaan kecil seperti tersandung atau terantuk sesuatu hingga memar. Namun, Bunda juga jangan lekas-lekas mengecapnya bandel. Karena itu, Bunda perlu mengetahui langkah-langkah dasar dalam menghadapi anak hiperaktif.

Pertama, atur pemberian makanan yang mengandung gula atau karbohidrat sulingan berkadar tinggi, seperti nasi putih atau berbagai produk olahan tepung, agar tidak berlebih. Hindari juga penyedap rasa serta pemanis dan pewarna buatan. Asupan yang tepat untuk membantu Bunda menghadapi anak hiperaktif adalah makanan yang mengandung kalsium dan magnesium—seperti sayur-mayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain itu, karena pergerakan anak hiperaktif sangat dinamis, metabolisme tubuhnya pun relatif cepat sehingga ia butuh asupan lebih sering daripada anak yang lain.

Kemudian, menghadapi anak hiperaktif juga membutuhkan banyak kesabaran. Menerapkan kedisiplinan itu penting, tapi usahakan untuk tidak berlebihan dan otoriter. Terutama untuk anak hiperaktif, tekanan dan omelan hanya akan membuatnya semakin berontak. Jadi, dalam keadaan sejengkel apa pun, Bunda sebaiknya berusaha menenangkan diri dan menegur si kecil dengan cara yang lebih persuasif seperti bujukan yang halus dan memberikan penjelasan.

Pada beberapa kasus, menghadapi anak hiperaktif mungkin memerlukan pemberian obat sesuai dengan petunjuk dokter. Misalnya, penggunaan antidepresan seperti ritalin, dexedrine, desoxyn, adderal, cylert, buspar, dan clonidine. Akan tetapi, sebisa mungkin hindari penggunaan obat-obatan seperti itu. Jika Bunda sudah merasa bahwa hiperaktif si kecil sudah mustahil untuk ditangani sendiri, bawa ia bertemu psikolog anak untuk menjalani terapi cognitive behavior untuk menumbuhkan self control dalam dirinya.

Terakhir, anak hiperaktif biasanya memiliki energi berlebih. Jadi, ada baiknya jika Bunda menemani si kecil menjalani aktivitas fisik seperti bermain di lapangan untuk menyalurkan energi tersebut. Ketika ia merasa lelah, Bunda juga bisa menemaninya dengan membacakannya cerita ringan sambil bersantai di rumah untuk melatih kemampuannya berkonsentrasi. Karena, pada dasarnya anak hiperaktif memiliki potensi intelegensi yang luar biasa ketika ia mampu berkonsentrasi.

Tips dan Trik Pemilihan Sekolah/Kelompok Bermain untuk Anak

Ibu, selain pemenuhan nutrisi, untuk mengoptimalkan masa tumbuh kembang balita diperlukan juga berbagai macam stimulasi. Salah satunya adalah proses belajar untuk balita. Ibu bisa memberikan stimulasi kapan saja dan dimana saja. Misalnya, ketika memandikan, mengganti popoknya, menyusui, bermain, menonton televisi dan saat menjelang tidur. Saat-saat tersebut bisa Ibu jadikan untuk meningkatkan kecerdasaan dan daya tanggapnya.
Selain itu, apabila anak sudah mulai bisa diajak bermain dan menunjukkan kemauan dan keinginan untuk belajar dan bersekolah, Ibu bisa memanfaatkan fasilitas Kelompok Bermain.
Saat si Kecil akan masuk Kelompok Bermain, tidak hanya anak, tetapi Ibu juga harus menyiapkan diri dengan berbagai pengetahuan sebelum memasukkan anak ke dalam Kelompok Bermain.
Hal pertama dan terpenting sebelum memasukkan anak ke Kelompok Bermain adalah kecermatan dalam memilih tempat bermain yang baik agar si Kecil bisa berkembang dengan optimal. Beberapa hal berikut ini adalah yang perlu Ibu cermati ketika memilih kelompok bermain:
• Tempat bermain layaknya di rumah
Sebaiknya kelompok bermain untuk si Kecil memiliki tempat dan ruangan yang membuatnya nyaman dan aman seperti di rumah. Karena rumah sebenarnya adalah tempat yang paling ideal untuk si Kecil belajar, bermain, mengenal etika, pengetahuan dasar, dan berbagai keterampilan lainnya. Bila si Kecil sudah merasa betah dengan tempat bermainnya, tentu hal ini akan membuat ia lebih berkembang dan antusias untuk bermain dan belajar.
• Memperkenalkan kelompok bermain kepada anak
Menyesuaikan diri dengan tempat dan rutinitas baru, tidaklah mudah bagi anak di usianya yang masih kecil. Kadangkala orang dewasa pun akan bersikap sama saat memasuki tempat yang baru. Sebelum anak masuk kelompok bermain, ajaklah ia mengunjungi sekolahnya (tempat kelompok bermain) saat sedang ada kegiatan. Dengan demikian, anak akan melihat situasi dan kegiatan yang ada di tempat tersebut. Ibu juga bisa mengajak si Kecil untuk berkenalan dengan guru-guru yang menjadi pengajar atau para pengasuh di tempat tersebut. Dengan begitu, si Kecil akan mudah untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
• Pertimbangkan jarak rumah ke tempat bermain
Saat Ibu memilih tempat bermain untuk si Kecil, sebaiknya pilih yang tidak terlalu jauh dari rumah, karena jarak yang jauh mungkin saja dapat membuat anak malas atau lelah untuk pergi ke Kelompok Bermain. Ada baiknya Ibu memilih tempat yang bisa dijangkau dari rumah dengan mudah dan singkat. Dengan Ibu memilih tempat bermain yang tidak jauh dari rumah, si Kecil akan merasa dekat dari rumah. Ini juga akan memudahkan ketika Ibu mengantar atau menjemputnya.
• Paling penting adalah sosialisasi
Manfaat paling besar si Kecil dimasukkan ke Kelompok Bermain sebenarnya adalah kesempatan bersosialisasi dengan sebayanya. Jadi, sebaiknya Ibu tidak perlu terlalu menuntut si Kecil, misalnya, akan bisa membaca dan menulis setelah “bersekolah” di Kelompok Bermain. Di dalam Kelompok Bermain, yang terpenting bukanlah perkembangan kecerdasan kognitif, tetapi perkembangan sosial-emosi si Kecil. Biasanya saat anak berusia 2-4 tahun, guru di kelompok bermain akan mengajarkan dia tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan sesama, mengajarkan tentang ketrampilan, bahasa, dan keterampilan motorik lainnya.

Jadi, sebelum memasukkan buah hati ke dalam Kelompok Bermain, Ibu bisa menanyakan kepada pengelola mengenai materi dan jadwal kegiatan yang diterapkan pada anak-anak di dalam kelompok bermain. Pilihlah yang lebih mementingkan aktivitas dan sosialisasi kelompok dibanding keterampilan sekolah yang membutuhkan pemikiran lebih serius, misalnya membaca dan menulis. Kalaupun ada pelajaran membaca atau menulis, sebaiknya bukan dijadikan “menu” utama.


BERMINAT ??
segera hubungi kami untuk info lebih lanjut





 
FINGERPRINT CONSULTING MADIUN © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions