
Pernyataan tersebut,
menyadarkan saya pada jawaban permasalahan mengapa banyak orang yang pintar
secara akademik (melalui pendidikan) tidak berhasil dalam kehidupannya,
sebaliknya, banyak orang yang tidak berpendidikan secara memadai, namun
berhasil dalam kehidupannya. Karena ternyata kehidupan lebih memberi tempat
pada orang yang mempunyai keterampilan dibanding dengan orang yang
berpendidikan.
Pada tahun 70-an ke belakang, orang-orang yang mengenyam
pendidikan sampai perguruan tinggi, mempunyai tempat terhormat di masyarakat,
sehingga berimplikasi pada keberhasilan tarap kehidupannya, hal itu terjadi
karena hanya sedikit anggota masyarakat yang mampu melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi. Sementara sekarang, lulusan perguruan tinggi begitu
berlimpah. Persaingan terjadi bukan hanya antara alumni perguruan tinggi swasta
dengan alumni perguruan tinggi negeri, tapi juga bersaing dengan alumni
perguruan tinggi dari luar negeri.
Melihat keadaan seperti ini, maka pernyataan di
atas sangatlah berkorelasi positif, di mana pendidikan bukanlah jaminan bagi
keberhasilan kehidupan seseorang. Yang bisa mengantar keberhasilan seseorang
lebih didasarkan pada potensi individualnya, yaitu keterampilan yang
dikuasainya.
Mari kita telusuri lebih jauh. Pendidikan adalah sebuah
proses memberi asupan berbagai pengetahuan pada kandungan intelektual kita
melalui kegiatan yang disebut belajar. Sementara keterampilan adalah
sebuah hasil dari proses memberi asupan pada tindakan kita melalui kegiatan
yang disebut berlatih.
Permasalahannya, sebanyak apapun pengetahuan kita dan
setinggi apapun pendidikan kita, tidak akan berarti banyak manakala kita tidak bertindak.
Sementara itu, betapapun sederhananya sebuah keterampilan yang kita
lakukan, langsung terlihat hasilnya (karena hasil dari tindakan), dan semakin
sering kita melakukan keterampilan tersebut, maka kita semakin terampil.
Itu sebabnya dalam buku-buku motivasi selalu ditekankan
bahwa pendidikan bukanlah sumber daya, tetapi baru sebatas potensi
sumber daya. Pendidikan akan menjadi sumber daya bagi seseorang manakala
menjadi dasar bagi tindakannya. Pendidikan bahkan menjadi beban tersendiri bagi
sebagian orang. Lihatlah betapa banyak sarjana yang bertahun-tahun jadi
penganggur hanya karena memilih-milih pekerjaan yang sesuai dengan
pendidikannya.
Simpulnya adalah; mari kita tak henti-hentinya melatih
keterampilan kita, apapaun latar belakang dan tingkat pendidikan kita. Bisa
jadi kita sebenarnya mempunyai keterampilan yang menjadi hobi kita di bidang
yang sama sekali tidak berhubungan dengan latar belakang pendidikan kita. Mari
kita kembangkan, karena bisa jadi suatu waktu kehidupan kita berhasil karena
keterampilan tersebut.
Saya merasa yakin pada hal ini. Karena saya sudah
membuktikannya…
Saya telah diselamatkan oleh ketrampilan yang saya
kuasai… dan keterampilan saya sama sekali tidak berhubungan dengan latar
belakang pendidikan saya…
0 komentar:
Posting Komentar