Ibu, selain pemenuhan nutrisi, untuk mengoptimalkan masa tumbuh
kembang balita diperlukan juga berbagai macam stimulasi. Salah satunya
adalah proses belajar untuk balita. Ibu bisa memberikan stimulasi kapan
saja dan dimana saja. Misalnya, ketika memandikan, mengganti popoknya,
menyusui, bermain, menonton televisi dan saat menjelang tidur. Saat-saat
tersebut bisa Ibu jadikan untuk meningkatkan kecerdasaan dan daya
tanggapnya.
Selain itu, apabila anak sudah mulai bisa diajak bermain dan
menunjukkan kemauan dan keinginan untuk belajar dan bersekolah, Ibu bisa
memanfaatkan fasilitas Kelompok Bermain.
Saat si Kecil akan masuk Kelompok Bermain, tidak hanya anak, tetapi
Ibu juga harus menyiapkan diri dengan berbagai pengetahuan sebelum
memasukkan anak ke dalam Kelompok Bermain.
Hal pertama dan terpenting sebelum memasukkan anak ke Kelompok
Bermain adalah kecermatan dalam memilih tempat bermain yang baik agar si
Kecil bisa berkembang dengan optimal. Beberapa hal berikut ini adalah
yang perlu Ibu cermati ketika memilih kelompok bermain:
• Tempat bermain layaknya di rumah
Sebaiknya kelompok bermain untuk si Kecil memiliki tempat dan ruangan yang membuatnya nyaman dan aman seperti di rumah. Karena rumah sebenarnya adalah tempat yang paling ideal untuk si Kecil belajar, bermain, mengenal etika, pengetahuan dasar, dan berbagai keterampilan lainnya. Bila si Kecil sudah merasa betah dengan tempat bermainnya, tentu hal ini akan membuat ia lebih berkembang dan antusias untuk bermain dan belajar.
Sebaiknya kelompok bermain untuk si Kecil memiliki tempat dan ruangan yang membuatnya nyaman dan aman seperti di rumah. Karena rumah sebenarnya adalah tempat yang paling ideal untuk si Kecil belajar, bermain, mengenal etika, pengetahuan dasar, dan berbagai keterampilan lainnya. Bila si Kecil sudah merasa betah dengan tempat bermainnya, tentu hal ini akan membuat ia lebih berkembang dan antusias untuk bermain dan belajar.
• Memperkenalkan kelompok bermain kepada anak
Menyesuaikan diri dengan tempat dan rutinitas baru, tidaklah mudah bagi anak di usianya yang masih kecil. Kadangkala orang dewasa pun akan bersikap sama saat memasuki tempat yang baru. Sebelum anak masuk kelompok bermain, ajaklah ia mengunjungi sekolahnya (tempat kelompok bermain) saat sedang ada kegiatan. Dengan demikian, anak akan melihat situasi dan kegiatan yang ada di tempat tersebut. Ibu juga bisa mengajak si Kecil untuk berkenalan dengan guru-guru yang menjadi pengajar atau para pengasuh di tempat tersebut. Dengan begitu, si Kecil akan mudah untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Menyesuaikan diri dengan tempat dan rutinitas baru, tidaklah mudah bagi anak di usianya yang masih kecil. Kadangkala orang dewasa pun akan bersikap sama saat memasuki tempat yang baru. Sebelum anak masuk kelompok bermain, ajaklah ia mengunjungi sekolahnya (tempat kelompok bermain) saat sedang ada kegiatan. Dengan demikian, anak akan melihat situasi dan kegiatan yang ada di tempat tersebut. Ibu juga bisa mengajak si Kecil untuk berkenalan dengan guru-guru yang menjadi pengajar atau para pengasuh di tempat tersebut. Dengan begitu, si Kecil akan mudah untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
• Pertimbangkan jarak rumah ke tempat bermain
Saat Ibu memilih tempat bermain untuk si Kecil, sebaiknya pilih yang tidak terlalu jauh dari rumah, karena jarak yang jauh mungkin saja dapat membuat anak malas atau lelah untuk pergi ke Kelompok Bermain. Ada baiknya Ibu memilih tempat yang bisa dijangkau dari rumah dengan mudah dan singkat. Dengan Ibu memilih tempat bermain yang tidak jauh dari rumah, si Kecil akan merasa dekat dari rumah. Ini juga akan memudahkan ketika Ibu mengantar atau menjemputnya.
Saat Ibu memilih tempat bermain untuk si Kecil, sebaiknya pilih yang tidak terlalu jauh dari rumah, karena jarak yang jauh mungkin saja dapat membuat anak malas atau lelah untuk pergi ke Kelompok Bermain. Ada baiknya Ibu memilih tempat yang bisa dijangkau dari rumah dengan mudah dan singkat. Dengan Ibu memilih tempat bermain yang tidak jauh dari rumah, si Kecil akan merasa dekat dari rumah. Ini juga akan memudahkan ketika Ibu mengantar atau menjemputnya.
• Paling penting adalah sosialisasi
Manfaat paling besar si Kecil dimasukkan ke Kelompok Bermain sebenarnya adalah kesempatan bersosialisasi dengan sebayanya. Jadi, sebaiknya Ibu tidak perlu terlalu menuntut si Kecil, misalnya, akan bisa membaca dan menulis setelah “bersekolah” di Kelompok Bermain. Di dalam Kelompok Bermain, yang terpenting bukanlah perkembangan kecerdasan kognitif, tetapi perkembangan sosial-emosi si Kecil. Biasanya saat anak berusia 2-4 tahun, guru di kelompok bermain akan mengajarkan dia tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan sesama, mengajarkan tentang ketrampilan, bahasa, dan keterampilan motorik lainnya.
Jadi, sebelum memasukkan buah hati ke dalam Kelompok Bermain, Ibu bisa menanyakan kepada pengelola mengenai materi dan jadwal kegiatan yang diterapkan pada anak-anak di dalam kelompok bermain. Pilihlah yang lebih mementingkan aktivitas dan sosialisasi kelompok dibanding keterampilan sekolah yang membutuhkan pemikiran lebih serius, misalnya membaca dan menulis. Kalaupun ada pelajaran membaca atau menulis, sebaiknya bukan dijadikan “menu” utama.
Manfaat paling besar si Kecil dimasukkan ke Kelompok Bermain sebenarnya adalah kesempatan bersosialisasi dengan sebayanya. Jadi, sebaiknya Ibu tidak perlu terlalu menuntut si Kecil, misalnya, akan bisa membaca dan menulis setelah “bersekolah” di Kelompok Bermain. Di dalam Kelompok Bermain, yang terpenting bukanlah perkembangan kecerdasan kognitif, tetapi perkembangan sosial-emosi si Kecil. Biasanya saat anak berusia 2-4 tahun, guru di kelompok bermain akan mengajarkan dia tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan sesama, mengajarkan tentang ketrampilan, bahasa, dan keterampilan motorik lainnya.
Jadi, sebelum memasukkan buah hati ke dalam Kelompok Bermain, Ibu bisa menanyakan kepada pengelola mengenai materi dan jadwal kegiatan yang diterapkan pada anak-anak di dalam kelompok bermain. Pilihlah yang lebih mementingkan aktivitas dan sosialisasi kelompok dibanding keterampilan sekolah yang membutuhkan pemikiran lebih serius, misalnya membaca dan menulis. Kalaupun ada pelajaran membaca atau menulis, sebaiknya bukan dijadikan “menu” utama.
0 komentar:
Posting Komentar