1.
John E. Purkinje 1823 (1787 –
1869)
Seorang physiologist dan
biologist dari Cekoslovakia. Melakukan penelitian jari tangan dan kaki dan
secara sistematik mengkategorikan sidik jari menjadi sembilan pola klasifikasi.
2.
Sir William Hershe – 1856
Orang Inggris yang pertama kali
menggunakan sidik jari untuk menandatangani kontrak, bulan Juli tahun 1858 di
India.
3.
Dr. Henry Faulds – 1880 (1843 –
1930)
Mempublikasikan artikel tentang sidik jari
di Nature Magazine sebagai identitas seseorang dan pemakaian tinta sebagai alat
untuk mendapatkan sidik jari seseorang. Dia juga yang mengemukakan pertama kali
tentang RC (Ridge Count) Theory, suatu
teori yang menyatakan bahwa potensi yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari
jumlah garis pada setiap sidik jari yang dimilikinya.
4.
Sir Francis Galton – 1888 (1822 –
1911)
Galton membuktikan bahwa sidik jari pada
manusia tidak akan pernah berubah sepanjang hidup dan tidak akan pernah ada dua
sidik jari yang sama pada manusia. Galton menyederhanakan Klasifikasi pola
sidik jari yang disampaikan oleh Purkinje menjadi tiga pola dasar yaitu, Whorl,
loop dan arch.
5.
Dr. Horald Cummins – 1926 (1894 –
1976)
Pada tahun 1926 , Cummins dan Mildo adalah
ilmuwan pertama yang mengemukakan istilah dermatoglyphics pada pertemuan
tahunan Asosiasi Anatomi Amerika. Pada tahun 1943 serta mempublikasikan buku
yang berjudul Fingerprint, Palm and Soles. Di tahun ini, Cummins juga
mengemukakan PI (Pattern Intensity) Theory yang merupakan penyempurnaan dari RC
(Ridge Count). Cummins mengasosiasikan jumlah garis dengan berbagai pola sidik
jari yang juga mempertimbangkan lokasi dari pola tersebut pada jari yang mana.
6.
Noel Jaquin (1893 – 1974)
Pada tahun 1933, Jaquin mulai berspekulasi
tentang koneksi psikologi antara pola sidik jari dengan sifat dasar bawaan
lahir individu. Dalam penelitiannya, Jaquin membedakan pola sidik jari menjadi
lima kategori, yaitu whorl, loop, arch, tented arch dan composite.
7.
Beryl Hutchinson (1891 – 1981)
Menduga bahwa pla dermatoglyphics
menggambarkan kepribadian seseorang dibawa sejak lahir. Pada tahun 1967,
menulis buku mengani analisa tangan, diantaranya adalah Your Life in Your Hand.
Hutchinson memperkaya pola sidik jari menjadi enam macam dan memperluas variasi
baik dalam pola maupun maknanya berdasarkan letak pola tersebut ditemukan.
8.
Beverly C. Jaegers
Mempublikasikan buku yang berjudul Beyond
Palmistry dan Beyond Palmistry . Dia juga menambahkan dua pola sidik jari yaitu
Arch with loop dan Double Loop, Jaegers juga mengatakan bahwa sidik jari
mengindikasikan factor psikologi seseorang.
9.
Charlote Wolf (1897 - 1986)
Memakai statistic untuk menghitung arti
dari masing-masing telapak tangan dan intelegentia alam bawah sadar, dan
mengusulkan relasi antara sidik jari seseorang dan proses berpikir yang
dimiliki orang yang bersangkutan. Dia juga percaya bahwa ibu jari dan jari
telunjuk dapat mewakili alam sadar dan kemauan, dengan ibu jari sebagai monitor
untuk intelegensia.
10. Dr. Rita Levi Montalcini dan Dr. Stanley
Cohen
Dr. Rita Levi merupakan Neurophysiologist
bersama dengan seorang Biochemist Dr. Stanley Cohen memenangkan hadiah nobel
untuk physiology atau medicine atas penemuan mereka tentang Nerve Growth Factor
(NGF) dan korelasinya dengan Epidermal
Growth Factor.
0 komentar:
Posting Komentar